Suasana Haru Warnai Konser Pamitan Afgan di Istora Senayan
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi solo Afgansyah Reza sukses menggelar konser Dekade yang digelar di Istora Senayan, Jumat (9/8) malam. Sesuai tajuknya, konser ini menandakan perjalanan 10 tahun di industri musik Tanah Air. Sebagai sebuah perayaan, Afgan pun mengemas konser ini berbeda dari konser-konser sebelumnya.
Selain sebagai sebuah perayaan atas pencapaian kariernya, konser ini adalah penampilan pamungkas Afgan di Tanah Air. Ini lantaran penyanyi kelahiran 27 Mei 1989 itu telah memutuskan untuk rehat dan mencoba fokus ke berbagai project musik di Amerika Serikat. Tak pelak, emosi pun membuncah di konser ini.
Afgan pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk terakhir kalinya menyapa para Afganisme—sebutan penggemar Afgan—di konser ini. Dia pun tampil begitu lepas dan banyak memberikan sesuatu yang belum pernah diberikan Afgan. Banyak gerakan dan tarian koreografi yang dinamis ditunjukkan dengan apik yang begitu menguras staminanya. Penampilan ini kian menarik dengan desain panggung yang asimetris yang dipadu dengan kombinasi lighting. Atraksi visual berupa layar panggung dan lampu laser menjadi catatan tersendiri.
Tak hanya dari panggung, dari kemasan musik, setidaknya ada 41 musisi yang turut mengiringi penampilan Afgan di atas panggung. Selama konser, tak kurang dari 23 lagu dibawakan Afgan. Dia juga tidak tampil sendirian selama konser itu. Dipha Barus, Rendy Pandugo, Marion Jola, dan masih banyak nama beken lainnya turut serta berkolaborasi dengan Afgan.
Kemeriahan konser pun dimulai pukul 20.30 WIB. Gemuruh teriakan histeris penonton pun pecah ketika aransemen lagu pertama disuguhkan. Tanpa basa basi, Afgan pun muncul di tengah penonton dengan busana casual serba putih melantunkan lagu Jalan Terus dan Katakan Tidak.
“Selamat malam! Come on, Istora! Ayo ikut bermyanyi dan bergoyang bersama! Halo semua, apa kabar? Makasih banyak yang sudah ngeluangin waktu datang ke konser Dekade malam ini buat dukungan support kalian selama ini,” kata Afgan menyapa penonton disambut teriakan ketika lagu Pesan Cinta dihadirkan di atas panggung.
Ditengah lagu ini, Afgan mengajak keponakan yang merupakan anak dari kakak Afgan naik ke atas panggung untuk ikut bergoyang bersama dan ditengah lagu memberikan bunga sebagai bentuk pesan cinta darinya kepada sang paman yang menggelar konser. Selepas lagu ini, dia pun menceritakan pengalaman konser dekade yang seharusnya digelar tahun lalu dan akhirnya digelar di Kuala Lumpur Malaysia hingga dibawa ke Jakarta.
“Lagu berikut ini untuk seorang yang bisa diandalkan dalam segala situasi nyanyikan lagu untuk mereka kemanapun melangkah akan kembali kepada keluarga berikan apresiasi kepada keluarga menemani perjalanan selama 10 tahun ini,” kata Afgan sebelum melantunkan Kunci Hati disusul Count Me in dan Wajahmu Mengalihkan Duniaku.
Tak hanya menyanyikan lagu sendiri, Afgan juga menyanyikan beberapa lagu milik orang lain. Salah satunya adalah lagu Lenggang Puspita karya Guruh Soekarno Putra. Lagu ini adalah salah satu lagu yang akan masuk album Tribute to Guruh Soekarno Putra. Banyak musisi Indonesia yang berkesempatan mengisi album tersebut. Selain Afgan, Geisha juga turut mengisi album itu. Lebih lanjut, Afgan mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
“Sebenarnya ini karena kebetulan saya ditunjuk untuk menjadi bagian album Tribute To Guruh Soekarno Putra. Dan saya memang tumbuh besar mendengarkan lagu tersebut. Perasaan saya benar-benar tersanjung dan bangga bisa membawakan lagu Lenggang Puspita dari Guruh Soekarno Putra dan bisa membawakannya ke dalam konser Dekade," kata dia.
Alumnus Indonesian Idol Marion Jola menjadi penyanyi kolaborator pertama Afgan. Tampil anggun dengan balutan dress serba hitam, dia turut melantunkan lagu Sadis, Percayalah (duet dengan Raisa) dan Kamu yang Ku Tunggu (duet dengan Rossa). Harmonisasi suara yang diciptakan kedua penyanyi itu berhasil memukau penonton. Setelah berduet dengan Marion, Afgan meninggalkan panggung untuk berganti kostum.
Afgan kemudian bercerita bagaimana awal dia bisa masuk ke dunia musik Indonesia. Menurut dia, semua itu tak lepas dari peran Bebi Romeo dan almarhum Dian Pramana Putra. Sebagai penghormatan untuk Dian, Afgan menghadirkan Biru dan Masih Ada di atas panggung. Dia kemudian tampil bareng Rendy Pandugo untuk menyanyikan Never Let Go, Lagu Cinta cover lagu hits Dewa 19 disusul Heaven.
Selepas itu momen emosional dan menghadirkan rasa haru penonton. Afgan mengumumkan untuk rehat sejenak dari industri musik untuk melakukan project di Amerika Serikat. Dia juga akan menggunakan rehatnya itu untuk mencari inspirasi untuk karya terbarunya nanti.
“Ini proyek kolaborasi dan terakhir saya tahun ini abis ini pengen istirahat dulu dari industri musik isyana juga ada proyek sendiri dan sudah 11 tahun bermusik setiap bulan ada aja single atau rilisan baru dan akhirnya merasa harus menepi sejenak dan menantang serta mengasah kemampuan lagi dalam karier musik harus cari inspirasi Insya Allah balik dengan karya baru,” ujar Afgan.
Tak ingin suasana tambah larut dalam keharuan, Afgan menghadirkan sederet lagu yang bisa membangkitkan semangat dan berkesan romantis bagi penonton. Dia memulainya dengan Jodoh Pasti Bertemu, Cinta Dua Hati, dan Bawalah Cintaku. Semua lagu itu membuat penonton pun tergerak untuk menggoyangkan badannya. Suasana kian panas dengan kehadiran Dipha Barus di panggung. Bersama Afgan, mereka membawakan single Percayalah, disusul cover lagu dari mendiang Chrisye Kala Cinta Menggoda. Tak ingin kehilangan momen, Afgan pun kembali hadir dengan deretan lagu hitsnya mulai dari Cintaku Bukan Cinta Biasa, Dia Dia Dia dan Panah Asmara.
Sebagai penutup, Afgan menghadirkan lagu debutnya sebagai penyanyi yang mengantarkan kesuksesan kariernya, yaitu Terima Kasih Cinta. Lagu ini dipilih sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih Afgan kepada semua orang yang telah mendukung kariernya selama ini. Di tengah lagu ini, orang tua Afgan dan perwakilan label Trinity, Rizky Utami, hadir memberikan buket bunga kepada Afgan. Momen ini menjadi momen emosional dan mengharukan yang sekaligus memungkasi konser tersebut.
Selain sebagai sebuah perayaan atas pencapaian kariernya, konser ini adalah penampilan pamungkas Afgan di Tanah Air. Ini lantaran penyanyi kelahiran 27 Mei 1989 itu telah memutuskan untuk rehat dan mencoba fokus ke berbagai project musik di Amerika Serikat. Tak pelak, emosi pun membuncah di konser ini.
Afgan pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk terakhir kalinya menyapa para Afganisme—sebutan penggemar Afgan—di konser ini. Dia pun tampil begitu lepas dan banyak memberikan sesuatu yang belum pernah diberikan Afgan. Banyak gerakan dan tarian koreografi yang dinamis ditunjukkan dengan apik yang begitu menguras staminanya. Penampilan ini kian menarik dengan desain panggung yang asimetris yang dipadu dengan kombinasi lighting. Atraksi visual berupa layar panggung dan lampu laser menjadi catatan tersendiri.
Tak hanya dari panggung, dari kemasan musik, setidaknya ada 41 musisi yang turut mengiringi penampilan Afgan di atas panggung. Selama konser, tak kurang dari 23 lagu dibawakan Afgan. Dia juga tidak tampil sendirian selama konser itu. Dipha Barus, Rendy Pandugo, Marion Jola, dan masih banyak nama beken lainnya turut serta berkolaborasi dengan Afgan.
Kemeriahan konser pun dimulai pukul 20.30 WIB. Gemuruh teriakan histeris penonton pun pecah ketika aransemen lagu pertama disuguhkan. Tanpa basa basi, Afgan pun muncul di tengah penonton dengan busana casual serba putih melantunkan lagu Jalan Terus dan Katakan Tidak.
“Selamat malam! Come on, Istora! Ayo ikut bermyanyi dan bergoyang bersama! Halo semua, apa kabar? Makasih banyak yang sudah ngeluangin waktu datang ke konser Dekade malam ini buat dukungan support kalian selama ini,” kata Afgan menyapa penonton disambut teriakan ketika lagu Pesan Cinta dihadirkan di atas panggung.
Ditengah lagu ini, Afgan mengajak keponakan yang merupakan anak dari kakak Afgan naik ke atas panggung untuk ikut bergoyang bersama dan ditengah lagu memberikan bunga sebagai bentuk pesan cinta darinya kepada sang paman yang menggelar konser. Selepas lagu ini, dia pun menceritakan pengalaman konser dekade yang seharusnya digelar tahun lalu dan akhirnya digelar di Kuala Lumpur Malaysia hingga dibawa ke Jakarta.
“Lagu berikut ini untuk seorang yang bisa diandalkan dalam segala situasi nyanyikan lagu untuk mereka kemanapun melangkah akan kembali kepada keluarga berikan apresiasi kepada keluarga menemani perjalanan selama 10 tahun ini,” kata Afgan sebelum melantunkan Kunci Hati disusul Count Me in dan Wajahmu Mengalihkan Duniaku.
Tak hanya menyanyikan lagu sendiri, Afgan juga menyanyikan beberapa lagu milik orang lain. Salah satunya adalah lagu Lenggang Puspita karya Guruh Soekarno Putra. Lagu ini adalah salah satu lagu yang akan masuk album Tribute to Guruh Soekarno Putra. Banyak musisi Indonesia yang berkesempatan mengisi album tersebut. Selain Afgan, Geisha juga turut mengisi album itu. Lebih lanjut, Afgan mengaku senang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
“Sebenarnya ini karena kebetulan saya ditunjuk untuk menjadi bagian album Tribute To Guruh Soekarno Putra. Dan saya memang tumbuh besar mendengarkan lagu tersebut. Perasaan saya benar-benar tersanjung dan bangga bisa membawakan lagu Lenggang Puspita dari Guruh Soekarno Putra dan bisa membawakannya ke dalam konser Dekade," kata dia.
Alumnus Indonesian Idol Marion Jola menjadi penyanyi kolaborator pertama Afgan. Tampil anggun dengan balutan dress serba hitam, dia turut melantunkan lagu Sadis, Percayalah (duet dengan Raisa) dan Kamu yang Ku Tunggu (duet dengan Rossa). Harmonisasi suara yang diciptakan kedua penyanyi itu berhasil memukau penonton. Setelah berduet dengan Marion, Afgan meninggalkan panggung untuk berganti kostum.
Afgan kemudian bercerita bagaimana awal dia bisa masuk ke dunia musik Indonesia. Menurut dia, semua itu tak lepas dari peran Bebi Romeo dan almarhum Dian Pramana Putra. Sebagai penghormatan untuk Dian, Afgan menghadirkan Biru dan Masih Ada di atas panggung. Dia kemudian tampil bareng Rendy Pandugo untuk menyanyikan Never Let Go, Lagu Cinta cover lagu hits Dewa 19 disusul Heaven.
Selepas itu momen emosional dan menghadirkan rasa haru penonton. Afgan mengumumkan untuk rehat sejenak dari industri musik untuk melakukan project di Amerika Serikat. Dia juga akan menggunakan rehatnya itu untuk mencari inspirasi untuk karya terbarunya nanti.
“Ini proyek kolaborasi dan terakhir saya tahun ini abis ini pengen istirahat dulu dari industri musik isyana juga ada proyek sendiri dan sudah 11 tahun bermusik setiap bulan ada aja single atau rilisan baru dan akhirnya merasa harus menepi sejenak dan menantang serta mengasah kemampuan lagi dalam karier musik harus cari inspirasi Insya Allah balik dengan karya baru,” ujar Afgan.
Tak ingin suasana tambah larut dalam keharuan, Afgan menghadirkan sederet lagu yang bisa membangkitkan semangat dan berkesan romantis bagi penonton. Dia memulainya dengan Jodoh Pasti Bertemu, Cinta Dua Hati, dan Bawalah Cintaku. Semua lagu itu membuat penonton pun tergerak untuk menggoyangkan badannya. Suasana kian panas dengan kehadiran Dipha Barus di panggung. Bersama Afgan, mereka membawakan single Percayalah, disusul cover lagu dari mendiang Chrisye Kala Cinta Menggoda. Tak ingin kehilangan momen, Afgan pun kembali hadir dengan deretan lagu hitsnya mulai dari Cintaku Bukan Cinta Biasa, Dia Dia Dia dan Panah Asmara.
Sebagai penutup, Afgan menghadirkan lagu debutnya sebagai penyanyi yang mengantarkan kesuksesan kariernya, yaitu Terima Kasih Cinta. Lagu ini dipilih sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih Afgan kepada semua orang yang telah mendukung kariernya selama ini. Di tengah lagu ini, orang tua Afgan dan perwakilan label Trinity, Rizky Utami, hadir memberikan buket bunga kepada Afgan. Momen ini menjadi momen emosional dan mengharukan yang sekaligus memungkasi konser tersebut.
(alv)